Rabu, 27 Mei 2009

Tujuan Hidup Paling Utama

What then?
Ini cerita dari abad 16. Seorang pemuda berkata berkata kepada Philip Neri: “Akhirnya saya diperbolehkan ayah melanjutkan studi di Fakultas Hukum”. Neri merespon dengan kata-kata sederhana: “oh ya, setelah itu kamu mau ke mana”? Si pemuda melanjutkan: “Setelah itu saya akan jadi pengacara”. Neri meneruskan: “Kemudian”?. Si pemuda berkata: “Saya akan memiliki banyak uang, membeli rumah yang bagus dan kereta kuda”. Philip Neri bertanya terus “kemudian”? Pemuda itu menjawab: “Saya akan menikahi wanita cantik dan menjalani kehidupan yang indah”.

Sekali lagi Neri bertanya: “Selanjutnya?” Pemuda tersebut terdiam, dan untuk pertama kali, dia memikirkan kematian dan kekekalan dalam hidupnya.

Point dari cerita ini adalah: Tidak ada yang salah dengan kekayaan, tapi kalau itu yang menjadi tujuan hidup kita, kita akan mengabaikan kekekalan. Kita akan menjadi orang yang percaya kepada uang dan bukan Allah. Yesus berkata: “Tidak mungkin mencintai uang dan Allah sekaligus” (Matius 6: 24) dan mengingatkan: “Jangan menyimpan bagimu harta di bumi, tetapi di surga”(ayat 19-20).

Baik orang tua maupun yang masih muda, harus membuat hal yang penting dalam hidupnya, yaitu perencanaan, tetapi selalulah tempatkan kekekalan di tempat yang terpenting. (Dikutip dari: “Our Daily Bread”, 2005 Annual Gifts Edition, tanggal 6 July 2005)

Head Hunter
Ini kesaksian dari seorang “head hunter”. Dia bekerja mencari, menginterview dan memasukkan eksekutip ke perusahaan-perusahaan. Dia terbiasa dengan sebuah gaya dimana dia mengajak orang-orang yang dia interview ke beberapa tempat yang membuat mereka melupakan perkara-perkara yang membebani pikiran mereka. Setelah tiba pada tahap tersebut, maka dia akan melontarkan satu pertanyaan: “Apa tujuan hidup anda”?

Satu kali, dia mengajak orang yang dia interview ke sebuah cafe di mana terdapat musik yang lembut mengiringi suasana santai. Sang head hunter membuka jas, memesan minuman dan membuat orang yang diinterview benar-benar merasa rileks. Tiba-tiba si head hunter mengangkat dan menaikkan kakinya ke meja dan kemudian bertanya: “Apa tujuan hidup anda?” Orang yang dia interview kelabakan dan gagal memberikan jawaban yang tepat dan kebanyakan di antara yang dia interview mengalami kegagalan karena situasi seperti ini.

Satu kali, dia menginterview satu orang, dengan cara yang sama dia mengajak ngobrol dan berjalan ke tempat santai. Kemudian dia bertanya: “Apa tujuan hidup anda?” Kali ini sang head hunter yang kelabakan mendengar jawaban dari orang tersebut: “Tujuan saya adalah pergi ke surga dan membawa sebanyak mungkin orang ke sana”.