Kamis, 16 Oktober 2008

Satu Hari di Kota Las Vegas

Sebuah Penjelasan Tentang Anugerah
Las Vegas merupakan kota yang dijuluki sebagai “Sin City (Kota Dosa)”. Tapi pernahkah Anda tahu, tanggal 3 Mei 1975 dinyatakan sebagai “Hari Kathryn Kuhlman di Las Vegas” oleh Oran Gragson (wali kota Las Vegas, Nevada waktu itu).

Pada masa itu, Kathryn Kuhlman telah menjadi pengkotbah dengan pelayanan kesembuhan Illahi yang sangat terkenal. Setiap kebaktian yang dia pimpin selalu dibanjiri orang2. Seringkali ribuan orang harus pulang karena tidak kebagian tempat duduk di kebaktian yang dipimpinnya. Seorang hamba Tuhan berbicara kepada hamba Tuhan lainnya tentang pelayanan Kathryn: “Pintu gedung baru akan dibuka pada pukul 13.00, tetapi pukul 09.30 sudah banyak sekali yang datang sampai-sampai petugas khusus didatangkan untuk menjaga ketertiban.” Ini sudah menjadi salah satu ciri kebaktian yang dipimpin oleh Kathryn.

Meskipun inti dari pelayanannya adalah permohonan yang berapi-api kepada orang-orang untuk menyerahkan hati mereka kepada Yesus Kristus, namun kesembuhan telah menjadi salah satu ciri kental dalam pelayanannya. Mujijat selalu terjadi, baik ketika pintu gedung dibukakan, sewaktu pujian dan penyembahan berlangsung, bahkan sewaktu kantung2 persembahan dibagikan.

Karena sering tampil di televisi, Kathryn menerima ratusan undangan dari seluruh penjuru dunia. Satu kali perhatiannya tertuju pada sepucuk surat yang pengirimnya adalah Oran Gragson dan seluruh Dewan Kota Las Vegas, Nevada. Mereka menyampaikan undangan resmi dan berjanji akan berusaha keras menjadikan kebaktian itu sukses besar. Kathryn memenuhi undangan tersebut.

Menurut catatan, beberapa malam sebelum kebaktian, seorang pemain komedi berkebangsaan Yahudi yang membintangi sebuah pertunjukan di klub makan malam mewah di Caesar’s Palace berkata pada hadirin: “Oh, ngomong-ngomong, Kathryn Kuhlman ada di kota ini, saya harap Anda bisa meninggalkan mesin-mesin judi ini dan menghadiri kebaktiannya. Saya pun akan datang, Kathryn Kuhlman? wah…dia hebat!”

Pada malam sebelum kebaktian, hotel2 kasino (Hotel Stardust, Sahara, Hilton) sudah penuh semua, bukan dipenuhi penjudi, melainkan oleh umat Allah dari berbagai penjuru. Sekitar delapan ribu orang memadati Convention Center dan ribuan orang terpaksa dilarang masuk. Seorang wartawan dari Logos Journal (Juli 1975) menulis: “Semua orang ada di sana, pengurus kasino, pelacur, penjudi, penghibur, gadis penari dan penyanyi, penari telanjang dan pembagi kartu judi. Umat Kristen yang telah begitu sibuk bekerja untuk persiapan acara, sudah tiba menjelang kedatangan Kathryn. Dan wali kota berada di deretan kursi paling depan.”

Ketika Kathryn berjalan ke mimbar, gemuruh tepuk tangan terasa memekakkan telinga. Kemudian Kathryn berdoa: “Yesus yang luar biasa, aku tidak punya apa-apa. Namun jika Engkau dapat mengambil yang tidak ada dan memakainya, kupersembahkan yang tidak ada itu kepadaMu. Aku tahu aku mengasihiMu; yang bisa kuberikan kepadaMu hanyalah hidupku dan seluruh kekuatan tubuhku. Hanya itu yang dapat kuberikan.”

Di tengah kebaktian, berbagai kesembuhan mulai terjadi di setiap sudut Convention Center dan orang2 berlarian ke depan untuk memberikan kesaksian, termasuk seorang agnostik yang sebelumnya memiliki kedua telinga tuli, sekarang dia dapat mendengar. Hari itu Kathryn berkotbah mengenai KeTuhanan Kristus, dia menyampaikannya dengan terus terang dan tanpa kompromi. “Apakah anda menginginkan jaminan yang luar biasa dalam hal keselamatan? Tidak inginkah anda tahu bahwa dosa-dosa anda telah diampuni?” Tidak terhitung jumlah orang yang menanggapi tantangan itu dan maju ke depan untuk menyerahkan hati mereka kepada Kristus. Bagian depan auditorium itu penuh sesak oleh manusia. Hari itu Kathryn melayani dan mendoakan mereka selama 5 jam.

Mungkin Las Vegas memang telah menjadi tuan rumah berbagai peristiwa yang spektakuler, namun satu hari di bulan Mei tahun 1975, kota itu telah menyaksikan betapa besar Kemurahan dan Anugerah Tuhan Allah Yang Hidup.

Dikutip dari buku: “Kathryn Kuhlman, warisan rohaninya dan pengaruhnya dalam kehidupan saya”, oleh: Benny Hinn

Tidak ada komentar: